Blogroll

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Widget by www.ShaanHaider.com

About Naruto...

The Newest Series of Naruto "Naruto Akkipuden".God,just when these anime ending ? Surf to naruto.wikia.com for more info.

About Bleach...

And now Bleach..Even on anime it's already ending,but on manga is still ongoing..Keep fighting,Ichigo ! If you want to see more informations,just surf to bleach.wikia.com

About One Piece....

This one is one of my most loved anime.Even it still give no clues about it's ending,but still it's far too good.For more informations,just surf to onepiece.wikia.com

The Famous Trio..

That's all my loved anime.Thanks for dropping by !

Monday, 25 October 2010

Cara ngeHACK CeWe..(AseLi buKan PaLsU)

CARA MENG – HaCK Cwe…………….LANGKAH LANGKAH

1. kumpulin info.

tool : temen-temen target, Yellow pages, Google, FS,FB dsb..
Grinusage : nama, alamat, ttl dll

2. Scanning Target.

tool : Teropong
Usage : 30 meter dari target, scan bagian2 yg penting

3. Coba masuk ke system hati dan injeksi dengan kata-kata manis yang meluluhkan hati

tool : mulut, buku puisi,HP
Usage : pandai2 aja cari bahan obrolan sekalian luluhkan Hatinya dengan Shell yang lo miliki

4. Bikin backdoor

tool : HP
Usage : Rajin2 sms n telpon tiap sabtu biar gk ngabisin pulsa wkwkwwk

5. Bikin akses Root

Tool : dompet tebal, <<< uang receh atau kertas aja
Usage : jgn pelit2 traktirnya << traktir di warung kopi aja gk usah di REsto

6. Lock the target

Tool : Mulut,Social Enginer (bagi yang gk PD)
Usage : Say I Love U… + kekuranganmu supaya dia gk kecewa nantinya

7. Alternative Ways

Tool : CAin And Abel,Hacking Tools
usage : Hack FB,FS atau apalah kalau di tolak

klo langkah2 diatas pada gagal….coba yang dibawah ini

Suicide
Tool : Obat Nyamuk
Usage : Diminum kalau udah pake dukun masih ga mempan….ha ha ha.. << nggeletak kon… wkwkkwkw

untuk admin & anggota yang merasa cewe….., im sory

Saturday, 16 October 2010

'LASKAR PEMIMPI', Harga Mati Mempertahankan Kemerdekaan

Pemain : Project Pop, Dwi Sasono, Marcell Siahaan, Candil Seurieus, Gading Marten, Shanty, Masayu Anastasia, Teuku Rifnu Wikana , dan Marwoto

Setelah kemerdekaan tercapai, Belanda enggan mengakui kedaulatan negara Indonesia dengan mencoba menduduki kembali Ibukota Jakarta. Akhirnya, pusat pemerintahan kita dialihkan ke Jogjakarta untuk meneruskan cita-cita memiliki pemerintahan sendiri. Di Jogjakarta, Belanda juga terus mengejar tentara-tentara Indonesia.

Salah satunya adakan pasukan gerilya Kapten Hadi Sugito (Gading Marten) yang bergerilya di kawasan Panjen. Karena kehabisan bala tentara mereka merekrut kembali pemuda Panjen. Sri Mulyani (Tika Panggabean) gadis desa Maguwo yang lugu dan suka tidur, Udjo (Udjo Project Pop) keturunan ningrat yang manja, Tumino (Gugum Project Pop) peternak bebek dan Ahok (Oddie Project Pop) seorang pedagang kecil keturunan Tionghoa, mereka bergabung dalam pasukan gerilya pimpinan Kapten Hadi Sugito setelah menjadi korban Agresi Milliter Belanda II bulan Desember 1948.

Kekocakan film ini terasa kental sejak awal berkat ulah Sri yang susah dibangunkan saat tidur. Selain itu, lirik-lirik lagu yang lucu menambah kesegaran saat menonton film ini. Dalam pasukan gerilya yang bermarkas di desa Panjen itu Sri, Udjo, Tumino dan Ahok bertemu dengan Toar (Yosi Project Pop) gerilyawan asal Manado yang matanya rabun dan Kopral Jono (Dwi Sasono), playboy kelas teri yang pangkatnya sudah sering diturunkan oleh Kapten Hadi. Mereka ternyata ditakdirkan untuk berjuang bersama-sama sejak Letnan Kuyt yang memimpin sebuah regu pasukan KNIL menyerbu Panjen dan menawan Wiwid (Shanty) pacar Udjo, dan Yayuk (Masayu Anastasia) pacar Kopral Jono.

Kejadian tersebut membuat keenam gerilyawan itu bertekad untuk membebaskan Wiwid, Yayuk, dan ayah Sri yang ditawan, walau tidak mendapat restu dari pimpinan mereka. Maka, hanya dengan berbekal semangat dan informasi dari seorang prajurit KNIL yang sedang menderita gegar otak bernama Once (Oon Project Pop) mereka pun berangkat menuju markas Letnan Kuyt.

Setelah tiba di tujuan, kenekadan keenam gerilyawan itu ternyata tidak mampu menandingi Letnan Kuyt dan pasukannya. Belum-belum mereka sudah terpojok dan malah ikut tertawan bersama Wiwid dan Yayuk cs. Untungnya, segera datang bantuan dari Panjen yang dipimpin tangan kanan Kapten Hadi bernama Letnan Bowo (Teuku Rifnu Wikana). Keenam gerilyawan dan para tawanan lain pun berhasil dibebaskan oleh Letnan Bowo dan pasukan Laskar Panjennya.

Kapten Hadi marah besar atas ulah Kopral Jono dan teman-temannya itu. Mereka dianggap tidak disiplin dan membahayakan rencana penyerbuan besar-besaran atas Jogja yang tengah disiapkan oleh pimpinan tinggi TNI. Akibatnya, Sri, Udjo, Tumino, Ahok, Toar dan Kopral Jono dipecat dari ketentaraan secara tidak hormat. Bahkan Once yang telah membelot menjadi prajurit republik pun ditahan oleh Kapten Hadi.

Meskipun sudah dipecat semangat berjuang mereka tetap berkobar. Kesempatan untuk membuktikan diri datang tak lama kemudian melalui peristiwa serangan besar ke Jogja tanggal 1 Maret 1949 yang dipimpin Letkol Soeharto. Walau sudah bukan prajurit resmi lagi, Kopral Jono dan anak buahnya diam-diam bergerak membantu pasukan TNI untuk menghadang pasukan bantuan KNIL yang sedang menuju Jogja. Seperti sebelumnya, mereka berangkat tanpa perencanaan yang matang dan kemampuan yang memadai. Namun, kali ini para pejuang itu sadar bahwa demi keberhasilan misi tersebut mereka harus siap berjuang mati-matian, untuk menghambat laju pasukan bantuan KNIL yang memiliki kekuatan berlipat-berlipat besarnya itu.

Dalam film ini,Monty Tiwa,sang sutradara mampu membangun pesan heroik dan semangat berkorban demi nusa bangsa. Slow motion dan pilihan lagu-lagu nasionalis mengubah suasana menjadi haru. Dilihat dari bentuk komedi film ini cukup berhasil.Selain untuk entertaining,film ini juga bagus untuk panutan belajar anak anak di sekolah.Meskipun unsur komedi cukup banyak.Sayang, dari segi setting, Monty kurang memperhatikan latar belakang adegan. Lingkungan yang dibangun tetap kekinian.

Genre : Drama/Komedi
Jadwal Tayang : 30 September 2010
Sutradara : Monty Tiwa
Produksi : PT. Kharisma Starvision Plus
Durasi : -

'BOO', Membuktikan Sebuah Legenda

Pemain: Trish Coren, Rachel Harland, Jilon Ghai, Happy Mahaney, Shirlene Quigley, Algie Hamilton, Dig Wayne, Rosamaria Juarez

Sinopsis:
Ada yang bilang hantu tak pernah ada dan semua cerita tentang hantu adalah legenda belaka. Karena itu pula tak ada sedikit pun keraguan di benak empat orang yang bermaksud membuktikan legenda hantu yang ada di sebuah bekas rumah sakit yang tak lagi digunakan itu. Celakanya, sulit membedakan antara legenda dan kisah nyata dan pada saat ternyata legenda itu benar terbukti, semuanya sudah terlambat.

Emmett (Happy Mahaney), Freddy (Josh Holt), Marie (Nicole Rayburn), dan Kevin (Jilon Ghai) adalah keempat orang pemberani itu. Yang kurang beruntung adalah Jessie (Trish Coren), kekasih Kevin, yang sebenarnya enggan ikut dalam petualangan di malam Halloween ini.

Di saat yang sama, Allan (Michael Samluk) mendatangi Arlo Ray Baines (Dig Wayne), meminta bantuan untuk mencari Meg (Rachel Melvin), saudaranya, yang tak juga pulang. Tanpa disadari, mereka semua berada di rumah sakit yang sama dan terjebak di sana karena ada kekuatan yang tak menginginkan mereka keluar dengan selamat.

Review:
Dari judul yang dipilih saja sepertinya sudah bisa diperkirakan kalau film ini akan mengandalkan 'kejutan-kejutan' kecil sepanjang durasi film untuk membangun nuansa horor yang ditawarkan. Tak bisa disalahkan, sepanjang sejarah film horor, teknik yang sama memang selalu digunakan dan akhirnya malah tak efektif sama sekali. Padahal kalau mau, masih ada teknik lain yang lebih efektif tapi tentu saja untuk mewujudkannya diperlukan usaha keras.

Di saat film-film horor membanjiri pasar, kesamaan memang tak bisa dihindari. Kalau Anda perhatikan, hampir tak ada film horor yang benar-benar original, termasuk BOO! ini. Kisah yang ditawarkan cukup standar. Gedung tua berhantu, malam Halloween, remaja-remaja nekat, semuanya jadi unsur wajib film horor. Parahnya, bumbu-bumbu ini tak diolah dengan baik sehingga rasanya jadi malah hambar.

Alur cerita bisa diprediksi dengan mudah sementara tiap-tiap karakter yang ada dalam film ini pun terasa seperti karakter dua dimensi. Hasilnya, dialog terasa tidak alami yang malah membuat penonton merasa tak terlibat dengan para karakter ini. Sayang memang karena sebenarnya film ini masih punya peluang karena dari sisi visual film ini bisa dibilang cukup bagus untuk dana yang tak terlalu besar.
Genre : Horror
Release Date : July 13, 2006
Director : Anthony C. Ferrante
Script : Anthony C. Ferrante
Producer : David E. Allen,
Distributor : Ventura Distribution
Duration : -
Budget : -
Official Site : www.kismetent.com/boo

'STEP UP 3-D', Para Penari dan Masalahnya

Pemain: Rick Malambri, Adam Sevani, Sharni Vinson, Alyson Stoner

Sinopsis:
Menipu diri sendiri memang tak pernah mudah. Moose (Adam G. Sevani) tahu kalau ia tak mungkin mengingkari siapa dirinya. Ia terlahir sebagai penari meski orang tuanya selalu menentang keinginan Moose menjadi penari. Meski Moose telah berusaha menghindar dari arena tari namun sepertinya takdir selalu membawanya ke arah yang sama. Bahkan saat ia sudah berusaha untuk kuliah dengan baik.

Secara tak sengaja Moose bertemu Luke (Rick Malambri) yang ternyata adalah pemimpin kelompok tari yang menamakan diri mereka House of Pirates. Dari sebuah atraksi kecil melawan House of Samurai, Luke tertarik pada bakat Moose yang terpendam. Ia lantas mengajak Moose bergabung dengan House of Pirates, ajakan yang tak bisa ditolak oleh Moose.

Sejak bergabung House of Pirates, Moose jadi semakin kesulitan membagi waktu antara menari dan kuliahnya. Di saat yang sama, Luke juga mengalami masalah. Pertemuannya dengan Natalie (Sharni Vinson) ternyata malah mendatangkan masalah baru. Belum lagi House of Samurai yang berambisi menggulung House of Pirates agar tim tari ini tak bisa ikut berlaga di kontes tari World Jam.

Di titik kritis ini House of Pirates yang sudah siap terjun ke World Jam malah harus terpecah belah karena berbagai masalah yang mereka hadapi. Kini semua tergantung Moose. Bisa saja ia kembali kuliah dan melupakan apa yang ia alami bersama para Pirates atau ia malah memilih menyatukan lagi para Pirates untuk berlaga di World Jam.

Review:
Genre dance memang selalu mendatangkan masalah buat sutradara. Kalau sutradara memilih aktor yang andal dalam berakting, masalah akan muncul saat adegan tari harus dilakukan. Tak semua aktor atau aktris bisa menari dengan baik. Sebaliknya bila memilih penari maka konsekuensinya adalah akting yang buruk. Jarang ada penari yang juga adalah seorang aktor atau aktris. STEP UP 3D ini juga mengalami dilema yang sama.

Karena keputusan tetap harus dibuat, Jon Chu yang dipercaya sebagai sutradara akhirnya menjatuhkan pilihan pada opsi kedua. Ia memilih para penari. Sebagai konsekuensinya, akting mereka memang tak bisa diandalkan. Jangan berharap bisa terlibat dengan para aktor atau aktris ini secara emosional karena mereka sama sekali tak meyakinkan. Kisah yang ditawarkan juga generik. Semua film dari genre dance selalu menawarkan alur kisah yang sama. Kalau tak percaya, coba saja lihat film-film tari sebelumnya. Bahkan sampai saat munculnya demam break dance di tahun 80-an pun alur kisah seperti ini juga yang diusung ke layar lebar.

Dan karena STEP UP 3D adalah film dance maka tak ada gunanya membahas masalah akting atau alur cerita. Yang jadi sajian utama memang kepiawaian mereka mengolah gerak menjadi sebuah tontonan yang menarik untuk dipelototi. Dan karena para pendukung film ini semuanya adalah penari, maka bisa dipastikan tak ada masalah di sektor ini. Untungnya lagi, dengan teknologi 3D, gerak tubuh para penari ini bisa lebih dieksploitasi lagi dengan baik. Itu saja.
Genre : Musical
Release Date : August 6, 2010
Director : Jon Chu
Script : Amy Andelson, Emily Meyer
Producer : Patrick Wachsberger, Erik Feig, Adam Shankman, Jennifer Gibgot
Distributor : Touchstone Pictures, Universal Pictures
Duration : -
Budget : -
Official Site : www.stepupmovie.com